Thursday, February 6, 2014

Gara-gara Banjir, Ngantor pun Jalan Kaki

Kamis, 5 Februari 2014, sebagian wilayah Jakarta banjir lagi. Banjir tahun ini berbeda dengan tahun lalu rupanya. Rumah saya yang biasanya kebanjiran hanya sekali dalam setahun, kok tahun ini berkali-kali. Jam 9 pagi saya berangkat ke kantor, padahal jam masuk kerjanya jam 9. Gapapa telat mumpung kena banjir, dari pada bolos, hehe.

Kondisi banjir di depan rumah

Berangkat dari rumah sudah pakai sendal jepit siap tempur menerjang air. Alhamdulilah jalan raya dekat rumah masih bisa dilalui kendaraan bermotor, jadi saya masih bisa naik bus ke kantor. Baru melewati lampu merah pertama jalanan sudah stuck. Ini mah mendingan jalan kaki biar lebih cepet, tapi banjir. Ah terobos deh, mumpung pakai sendal jepit ini.

Menyusuri jalan, terlihatlah kebingungan warga Jakarta dalam mencari jalan terbaik melewati ruas-ruas jalan yang terendam banjir. Para bikers menerabas air dengan kecepatan sedang agar air tidak masuk ke mesin, mobil-mobil masuk ke jalur busway karena jalannya lebih tinggi, sebagian kendaraan mogok dan harus didorong, dan para pejalan kaki dadakan seperti saya meraba-raba jalan yang diselimuti air mencari pijakan yang aman.

Sulitnya mencari pijakan karena terhalang air banjir

Trotoar yang menjadi harapan dalam melangkah rupanya menjadi ranjau karena ternyata di sebagian titik terdapat lubang yang cukup dalam, saya pun sempat sekali terperosok dan celana menjadi basah. Lubang tersebut ada karena lepasnya paving blok dan amblesnya permukaan tanah. Lubang yang paling parah adalah lubang bekas galian saluran yang ditutup dengan tidak baik, kayaknya saya kejeblos di lubang yang ini soalnya dalem banget.

Akhirnya setelah perjalanan selama 1 jam lebih saya sampai juga di kantor. Kayaknya besok-besok ngantornya harus pakai sendal jepit terus nih. Tinggal nyiapin sepatu dan kaos kaki aja deh di ruangan kerja.

No comments:

Post a Comment